Piano

August 31, 2013

“di antara gemuruh tepuk tangan, dengan rasa terimakasih tertinggi kurayakan denganmu, sukacita itu..”

dan peluh terasa lebih dingin pada basah kerah kemejaku, sementara belum juga kau katakan sesuatu. lampu terang lalu mendadak padam, berulang-ulang. Lani dan Oscar kita biaskan ke arah letih keadaan (ah! lagu demi lagu kian membeku dalam sesimpul senyummu!).

bukankah terlalu lekas katamu, pertunjukan boneka-boneka dan denting piano itu?

tapi gegas sukacita seolah tak serumit seperti yang kau rumuskan dengan setengah melantur, sebab cukup hanya dengan mengenalmu kubenamkan segenap tubuhku ke dalam telaga syukur..

31 Agustus 2013

Leave a comment